Rabu, 11 Desember 2013

Karangan Induktif

                           Pentingnya Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Pengembangan IPTEK

   Bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita gunakan sehari-hari, baik dalam berbicara maupun dalam menulis. Bahasa Indonesia yang baik tentunya biasa menggunakan ejaan yang tepat sesuai dengan EYD. Namun banyak dari masyarakat sekarang ini yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan tepat. Mari kita lihat dari segi perkembangan IPTEK.

   Kita mengenal banyak istilah dalam dunia telekomunikasi atau teknologi informasi. Istilah-istilah tersebut biasanya menggunakan bahasa komputer atau bahasa yang tidak menggunakan bahasa Indonesia asli. Disinilah kita harus paham dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dalam penyampaian informasi mengenai perkembangan IPTEK yang sudah maju. Bahasa yang harus diperhatikan agar masyarakat memahami mengenai teknologi informasi tersbut dengan tetap menggunakan unsur bahasa Indonesia.

Karangan Deduktif

    Dewasa kini sudah semakin banyak orang-orang yang menganggap bahwa teknologi informasi sangatlah penting. Bahkan biasanya banyak orang yang tidak bisa hidup tanpa teknologi atau gadget. Namun tidak sedikut pula dari mereka yang sebenernya memahami betul tentang teknologi informasi. Teknologi informasi ini terdiri berbagai macam ilmu pengetahuan, salah satunya adalah Sistem Informasi yaitu sebuah pembelajaran mengenai isi dari sebuh teknologi informasi. Sebuah perangkat keras tidak akan bisa digunakan bila didalamnya tidak terdapat software atau perangkat lunak yang biasa juga disebut sebagai aplikasi gadget.

    Dengan demikian, Sistem Informasi ini penting untuk dipelajari oleh orang-orang, termasuk orang awam sekalipun. Hal-hal yang dapat dipelajari dari Sitem Informasi ini slaah satunya adalah mengenai aplikasi yang sering sekali digunakan masyarat, seperti aplikasi media sosial (twitter,facebook,email,dsb). Banyak dari kita yang harus dapat mengerti atau memahami fungsi sebenarnya dari aplikasi tersebut dan bagaimana cara pengerjaannya. Maka dari itu, kita butuh pengetahuan tentang Sistem informasi yang terdapat didalamnya.

Jumat, 15 November 2013

Membahas Artikel dengan penggunaan EYD





Ada beragam kegunaan yang ditawarkan oleh 3D printer, mulai dari membuat mainan hingga circuit board smartwatch. NASA pun rupanya menaruh perhatian pada teknologi ini. Ya, 3D printer akan digunakan di ruang angkasa.

Mulai musim gugur tahun depan, astronot di International Space Station tidak perlu berbulan-bulan untuk suku cadang yang dikirimkan dari bumi. Mereka dapat menggunakan 3-D printer baru untuk membuat alat-alat dan material yang mereka butuhkan.

Niki Werkheiser, 3-D Print project manager NASA Marshall Space Flight Center yang berlokasi di Huntsville mengatakan, “3D printer yang akan kami terbangkan di stasiun ruang angkasa akan menjadi 3D printer yang pertama di ruang angkasa.”

Merujuk pada mesin yang dapat menciptakan makanan dan suku cadang, Werkheiser mengungkapkan jika ini adalah langkah pertama sebagai replika Star Trek.

3D printer akan debut di stasiun ruang angkasa pada bulan Agustus 2014 mendatang. Ini merupakan proyek gabungan antara NASA Marshall dan Made in Space, sebuah perusahaan berbasis di California.

Kehadiran 3D printer akan menjadi solusi bagi masalah yang selama ini sering timbul, ketika peralatan di stasiun ruang angkasa rusak atau hilang dan harus menunggu cukup lama untuk misi suplai berikutnya diluncurkan dari bumi. Alternatif awalnya adalah mengirimkan beberapa suku cadang, namun akan menambah berat dan lebih banyak bahan bakar digunakan, tentunya akan berimbas pada biaya yang dikeluarkan. Namun 3D printer akan membuat segalanya menjadi lebih mudah dan efisien. (http://www.lovelytoday.com/geargadget/2013/11/15/19679/nasa-akan-gunakan-3d-printer-di-ruang-angkasa)



Komentar:

Pada artikel tersebut sudah cukup baik dalam penggunaan bahasanya, terutama pada tanda baca dan penggunaan huruf. Namun masih ada satu kalimat yang kurang menggunakan kata penghubung 'yang' yaitu pada kalimat: Alternatif awalnya adalah mengirimkan beberapa suku cadang, namun akan menambah berat dan lebih banyak bahan bakar digunakan. Harusnya sebelum kata digunakan penulis menambahkan kata penghubung 'yang' agar kalimat menjadi lebih efektif dan baik untuk dibaca.


Artikel diambil pada hari Sabtu,16 November 2013 dari situs www.Lovelytoday.com


Cindy Tri Septiani/11111662/3Ka34

Kamis, 14 November 2013

Ejaan Yang Disempurnakan dan Kalimat Efektif



Bab I. Pendahuluan


      1.1 Latar Belakang

Dewasa kini penggunaan EYD sudah sangat minim digunakan, banyak yang menganggap tidak penting dalam penggunaan EYD. Saya perhatikan ada sebagian anak muda saat ini menulis seenaknya saja. Ada yang mengganti huruf A dengan angka 4 bahkan tulisan yang disingkat seperti pada SMS juga diterapkan saat menulis pelajaran. Jelas itu salah. Saya bukan ahli bahasa Indonesia tetapi sedikitnya saya tahu fungsi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).


   1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini salah satunya adalah pendeskripsian penggunaan EYD, cara menggunakan EYD yang tepat,penempatan tanda baca, dan penggunaan kata sehingga menjadi kalimat yang efektif.

   1.3  Tujuan Penulisan

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengingatkan kembali betapa pentingnya penggunaan EYD dalam membuat kalimat yang efektif, yang sopan,rapih dan teratur. Fungsinya adalah ketika kita harus membuat thesis atau skripsi, membuat dokumen saat bekerja dan sebagainya.


Bab II.  Landasan Teori

Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Ruang lingkup EYD mencangkup lima aspek, yaitu:
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan unsure serapan
5. Pemakaian Tanda Baca

2.1. Pemakaian huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari suatu bahasa, yaitu:
1. Abjad 4. Pemenggalan
2. Vokal 3. Nama Diri
3. Konsonan

2.2. Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi:
1. Huruf Kapital
2. Huruf Miring

2.3. Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa
1. Kata Dasar
2. Kata Turunan
3. Kata Ulang
4. Gabungan Kata
5. Kata Ganti kau, ku, mu,dan nya
6. Kata Depan di, ke, dan dari
7. Kata Sandang si dan sang
8. Partikel
9. Singkatan dan Akronim
10. Angka dan Lambang Bilangan

2.4. Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosa kata yang berasal dari bahasa asing.

2.5. Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidanya masing-masing.




Bab III. Pembahasan

Disini saya akan membahas secara umum penggunaan EYD, dimulai dari penggunaan tanda baca.

3.1. Macam-macam Tanda Baca
- Tanda titik(.)
- Tanda koma(,)
- Tanda titik koma(;)
- Tanda titik dua(:)
- Tanda tanya(?)
- Tanda seru(!)
- Tanda hubung(-)
- Tanda petik ganda("..")
- Tanda petik tunggal('..')
- Tanda garis miring(/)
- Tanda penyingkat(‛)
- Tanda kurung((...))
- Tanda kurung siku([...])

3.2. Fungsi Tanda Baca

- Tanda titik(.)
Tanda titik digunakan diakhir kalimat, bukan berarti seruan atau pertanyaan.
Contoh: Ani tinggal di Bekasi.

- Tanda koma(,)
Tanda koma digunakan diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh: Ani membeli sabun,pasta gigi,pulpen,dan buku di supermarket.

Tanda koma juga dapat digunakan untuk memisahkan kaliamt setara yang satu kalimat setara berikutnya yang didahului kata tetapi atau melainkan.
Contoh: Ani ingin berangkat ke sekolah, tetapi hari hujan.

- Tanda titik koma(;)
Tanda titik koma dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

- Tanda titik dua(:)
Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:  Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono
              Wakil Presiden: Budiyono

- Tanda tanya(?)
Tanda tanya digunakan diakhir kaliamat, berupa sebuah pertanyaan.
Contoh: Dimana Ani tinggal?

- Tanda seru(!)
Tanda seru digunakan diakhir kalimat, berupa sebuah perintah.
Contoh: Tutup pintunya!

- Tanda hubung(-)
Tanda hubung digunakan sebagai penyambung suku-suku kata dasar atau kata beribuhan yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh: No.Peserta: 12-9087-112

- Tanda petik ganda("...")
Tanda petik ganda biasanya digunakan dalam membuat sebuah skenario, berarti sebuah dialog yang berada dialamnya untuk diucapkan.
Contoh: Ani: "Apa kabar Sari? Lama tidak bertemu".

- Tanda petik tunggal('...')
Tanda petik tunggal biasanya digunakan dalam sebuag skenario dialog untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh: Ani bertanya, "Apa kau dengar suara 'kring-kring' tadi?".

- Tanda garis miring(/)
Tanda garis miring biasanya digunakan didalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua takwin.
Contoh: No. 12/PK/2005
             Tahun Ajaran 2010/2011
Tanda garis miring juga dapat dipakai sebagai pengganti kata atau.
Contoh: Laki-laki/Perempuan.

- Tanda penyingkat(‛)
Tanda penyingkat menunjukan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh: Gunung pun ‛kan kudaki (‛kan = akan).
             17 Agustus ‛45.

- Tanda kurung((...))
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh: Perhatikan gambar sebelumnya (gambar a.2)

- Tanda kurung siku([...])
Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf,kata, atau kelompok sebagai koreksi atau tambahan pada kaliamat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakn bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat didalam naskah asli.
Contoh: Sang Putri men[d]engar bunyik gemerisik hujan.


Dalam membuat sebuah kalimat yang efektif, maka kita memerlukan penggunaaan tanda baca yang baik serta mpenggunaan huruf yang baik. Tujuan agar orang lain dapat mengerti apa yang kita maksudkan.

Berikut adalah pembahasan mengenai kalimat efektif.
3.3. Unsur-unsur kalimat efektif:
- Subjek
- Predikat
- Objek
- Pelengkap
- Keterangan

- Subjek(S)
Subjek adalah bagian dari kalimat yang menunjukan pelaku,tokoh, sosok(benda), sesuatu hal, dan sebagainya. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda,klausa atau frasa verbal.
Contoh: Ani sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.

- Predikat(P)
Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan tindakan apa atau dalam keadaan bagaimana subjek dalam sebuah kaliamat.
Contoh: Ani sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.

- Objek(O)
Objek adalah bagian kaliamat yang melengkapi predikat.
Contoh: Ani sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.

- Pelengkap(pel)
Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Contoh: a. Ani sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.
             b. Ani sedang membuat puisi Bahasa Indonesia.

- Keterangan(ket)
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya.
Contoh: Ani sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia dikamar.
Dikamar merupakan bentuk keterangan tempat. Ada pula keterangan yang berupa keterangan waktu, tujuan,alat,cara,kesalingan,penyebab dan sebagainya.


Daftar Pustaka

Rechandy,Adithya.Maret,2011. Makalah Bahasa Indonesia(EYD). Diakses dari http://keluargasantososejahtera.blogspot.com/2011/03/makalah-bahasa-indonesia-eyd-tanda-baca.html. Dikutip pada tanggal: 15 November 2013.
Elma,Ufima. Maret,2013. Makalah Bahasa Indonesia. Diakses dari http://kalimatefektif2013.blogspot.com/. Dikutip pada tanggal: 15 November 2013.


Cindy Tri Septiani, 3KA34, 11111662.



Kamis, 10 Oktober 2013

Kekuatan Pilihan

Kehidupan adalah soal pilihan, dan
setiap pilihan yang Anda buat akan
berpengaruh besar terhadap diri Anda
sendiri.

Pekerjaan apa yang Anda pilih? Dengan
siapa Anda menikah? Di mana Anda
tinggal? Apa yang Anda lakukan hari
ini? Tetapi satu pilihan yang paling
penting adalah akan menjadi siapa
Anda?

Oleh sebab itu...

Pilihlah kata-kata yang Anda ucapkan.
Kata-kata dapat mempengaruhi pikiran
Anda dan bisa berdampak pada orang
lain. Semakin positif kata-kata yang
Anda ucapkan, semakin positif
kenyataan hasilnya.

Pilihlah apa yang hendak Anda
pikirkan. Pikiran kita menciptakan
kesempatan yang kita bahkan tidak
tahu akan pernah ada.

Pilihlah respon dan reaksi terhadap
segala sesuatu yang terjadi pada
Anda. Perjalanan hidup tidak selalu
mulus. Sandungan, kepahitan dan sakit
hati mungkin pernah Anda alami. Tapi
Anda punya pilihan bagaimana merespon
peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam hidup ini.

Kita mungkin tidak bisa
mengendalikan hal-hal yang terjadi
pada diri kita, tetapi kita dapat
memilih dan mengendalikan pikiran
yang akhirnya membentuk sikap kita. :-)

Sabar



"Seseorang yang ahli dalam kesabaran
adalah ahli dalam segala hal" - George
Savile


Sebuah pepatah mengatakan Roma tidak
dibangun dalam sehari. Demikian juga
kesuksesan tidak dibangun secara
instan. Apalagi jika itu adalah
sebuah kesuksesan jangka panjang.

Untuk mencapai sebuah tujuan
diperlukan kesabaran. Jika Anda ingin
sampai ke kantor atau rumah dengan
selamat, tentu Anda harus sabar
menghadapi kemacetan dan pengemudi
lain yang ugal-ugalan atau melanggar
lalu lintas.

Demikian juga untuk menggapai
kesuksesan. Kesabaran adalah kunci
dan fondasi untuk membangun
kesuksesan. Jika Anda dicemoohkan
orang, mendapatkan penolakan,
menghadapi banyak rintangan atau
belum memperoleh hasil signifikan
dari kerja keras Anda selama ini,
bersabarlah.

Sebelum menjadi orang terkaya di
dunia versi majalah Forbes, Bill
Gates selama bertahun-tahun menerima
pendapatan dari software ciptaannya
hanya $2 per hari. Nilai yang lebih
rendah dari gaji seorang pegawai
rendahan sekalipun di Amerika. Tapi
Bill Gates tetap sabar dan yakin
dalam menjalankan bisnisnya.

Demikian juga J.K Rowling, penulis
laris buku Harry Potter yang sangat
mendunia. Sebelum sebuah penerbit
kecil di Inggris, Bloomsbury
menerbitkan novel Harry Potter, J.K
Rowling menghadapi 12 kali penolakan
terhadap manuskripnya. Seandainya J.K
Rowling menyerah dan tidak sabar
dalam menghadapi 12 penolakan
tersebut, kita tidak pernah membaca
hasil karyanya menakjubkan itu dan ia
pun tidak sesukses seperti sekarang
ini.

Jika Anda merasa sudah cukup
bersabar. Tambahkan lagi dosis sabar
Anda. Perbedaan antara kesuksesan dan
kegagalan adalah pada kesabaran dan
ketekunan. :-)

Rabu, 09 Oktober 2013

Setelah Dimiliki Tak Lagi Indah


Yang tinggal di gunung, merindukan pantai.

Yang tinggal di pantai, merindukan gunung.


Di musim kemarau merindukan musim hujan.

Di musim hujan merindukan musim kemarau.


Yang berambut hitam mengaggumi yang pirang

Yang berambut pirang mengaggumi yang hitam.


Diam di rumah merindukan bepergian.

Setelah bepergian merindukan rumah.


Waktu tenang mencari keramaian.

Waktu ramai, mencari ketenangan.


Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki. Namun setelah dimiliki tidak lagi indah...


Lalu, kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki?


SYUKURI apa yang ada, karena hidup adalah anugreah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas. :-)

Ada Gembok Ada Kunci

Perjalanan hidup memang tidak selamanya mulus dan selalu sesuai dengan keinginan kita. Ada saatnya kita menghadapi persoalan atau tantangan. Tidak ada seorangpun yang bisa menghindar dari masalah, ia akan datang tanpa permisi dan bisa menyerang pada siapa saja.

Tuhan memang tidak pernah menjanjikan hidup tanpa masalah, TETAPI satu hal yang pasti adalah... Dia akan memberi kekuatan dan selalu menyediakan jalan keluarnya!

Jangan pernah menganggap persoalan sebagai penderitaan, jangan juga terlalu berfokus pada masalah sehingga bisa membuat kita menjadi stress dan depresi.

Milikilah pikiran yang positif. Dibalik suatu masalah PASTI ada suatu kebaikan, selain itu juga akan mendewasakan iman kita agar terus bertumbuh.

Jangan gentar dengan setiap masalah yang muncul. Percayalah, disaat menghadapi jalan buntu, maka Allah sanggup memberikan jalan keluar yang terbaik.

Sebagaimana sebuah Gembok, sebesar apapun gembok itu pasti ada kunci untuk membukanya. Begitu juga dengan masalah... Sekelam apapun masalah itu PASTI ada jalan keluarnya.

Be Positive. Be Happy! :-)

Minggu, 06 Oktober 2013

Diksi



Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). 

Fungsi dari diksi antara lain :
Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.
Macam macam hubungan makna :
1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2. Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4. Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5. Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6. Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7. Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8. Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.


Makna Denotasi
Makna Denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus.

Makna Konotasi

Kalau makna Denotasi adalah makna yang sebenarnya, maka seharusnya Makna Konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Terkadang banyak eksperts linguistik di Indonesia mengatakan bahwa makna konotasi adalah makna kiasan, padahal makna kiasan itu adalah tipe makna figuratif, bukan makna konotasi. Makna Konotasi tidak diketahui oleh semua orang atau dalam artian hanya digunakan oleh suatu komunitas tertentu. Misalnya Frase jam tangan.

Contoh:

Pak Slesh adalah seorang pegawai kantoran yang sangat tekun dan berdedikasi. Ia selalu disiplin dalam mengerjakan sesuatu. Pada saat rapat kerja, salah satu kolega yang hadir melihat kinerja beliau dan kemudian berkata kepada sesama kolega yang lain “Jam tangan pak Slesh bagus yah”.

Dalam ilustrasi diatas, frase jam tangan memiliki makna konotasi yang berarti sebenarnya disiplin. Namun makna ini hanya diketahui oleh orang-orang yang bekerja di kantoran atau semacamnya yang berpacu dengan waktu. Dalam contoh diatas, Jam Tangan memiliki Makna Konotasi Positif karena sifatnya memuji

Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu konotasi positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan, dan konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.

sumber: Mulefa, astuti. 2010. Diksi. online: http://astutimulefa.blogspot.com/2010/03/diksi.html

Ragam Bahasa Indonesia

A. Pengertian Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik , yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.



B. Macam – macam ragam bahasa


1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
Di dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang sering disebut sebagai kosa kata baku bahasa Indonesia baku. Kosa kata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :

a) Ragam bahasa lisan
Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. 

Ciri-ciri ragam lisan :
- Memerlukan orang kedua/teman bicara;
- Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
-Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
- Berlangsung cepat;
- Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
- Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
-Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato, ceramah, sambutan, berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.

b) Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dll. Dalam ragam bahsa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.

Ciri Ragam Bahasa Tulis :
1. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
2. Tidak terikat ruang dan waktu
3. Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
4. Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
5. Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
6. Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
7. Berlangsung lambat
8. Memerlukan alat bantu


2. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur


a. Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/diolek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.

b. Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

c. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.


Bahasa baku dipakai dalam :
1. Pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran.
2. Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat.
3. Komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang.
4. Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.


3. Ragam Bahasa menurut Pokok Pesoalan atau Bidang Pemakaian


Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama. Koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran. Improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran atau majalah dan lain-lain.

sumber: Wan,hendra. 2012. Ragam Bahasa Indonesia. online, http://hendrapgmi.blogspot.com/2012/10/makalah-ragam-bahasa-indonesia.html

Kamis, 13 Juni 2013

Apa Arti Kebebasan Menurutmu?

Apa arti kebebasan menurutmu?

Kalau menurut saya, kebebasan adalah
hak manusia untuk mencapai kebahagiaan individu
tanpa merusak kebebasan individu lain.

Kebebasan merupakan tempat bergantungnya
ketinggian harga diri manusia. Setiap kebebasan
hakikatnya adalah aturan yang menjadi pilihan.

Akal dan kecerdasan tidak ada artinya tanpa kebebasan.

Kebebasan juga dapat berarti kehendak bebas
manusia yang dengannya kita dapat memutuskan
suatu hal dari banyak pilihan-pilihan dan peristiwa
yang terjadi dalam hidup kita.

Kita memiliki kebebasan, untuk mencintai atau membenci...
Marah atau memaafkan...
Terpuruk atau bangkit...
Bahagia atau sebaliknya...

Kita bebas memilih atau mengontrol respon
dari setiap kejadian yang datang dalam kehidupan kita.
Itulah kebebasan.

TAPI... walaupun kita memiliki KEBEBASAN dalam
memilh respon untuk setiap kejadian, saya sarankan
kita tetap fokus memilih pada KEBEBASAN yang
bersifat POSITIF.

Rangkullah kehidupan.
Rengkuhlah cinta baru.
Penuhilah tawa, keriangan di setiap hari-hari
Bukalah hati untuk kemungkinan-kemungkinan yang baik:
rezeki, pekerjaan, orang-orang, lingkungan baru
yang membahagiakan.

Anda BEBAS untuk menjalani itu semua!
Dan menjadi bahagia.

Mulai sekarang, saya harap pikiran dan hati kalian
TERBEBASKAN dari apapun yang sempat mengungkung selama ini.
Apapun hal yang membuat hidup Cindy tidak bahagia.

Tuhan tidak pernah mengutuk kita, namun kitalah yang
sering mengutuk kehidupan dan diri kita sendiri.

Kita memiliki berbagai macam kebebasan,
Pilihlah kebebasan-kebebasan yang baik.
Buatlah hal-hal baik, terbaik yang bisa kita lakukan setiap harinya.

Selalu pilih respon terbaik, pikiran & emosi baik, pada setiap kejadian.
Jalanilah setiap kebebasan dan kehidupan baru dengan
energi positif, hingga menjadikan hidup ini pernuh warna... :-)

Galaxy S4 Zoom vs Original Galaxy S4





Galaxy S4 Zoom merupakan varian terbaru original Galaxy S4 setelah Galaxy S4 Active dan Galaxy S4 mini. Samsung menyebut Galaxy S4 Zoom sebagai sebuah perangkat revolusioner, yang memadukan smartphone dengan performa tinggi dan didukung kemampuan kamera digital.

Pertanyaan yang mungkin terlintas di dalam benak Anda adalah seberapa bagus ponsel dan kamera Galaxy S4 Zoom? Berikut ini adalah perbedaan dalam angka antara Galaxy S4 Zoom dan original Galaxy S4 yang menjadi smarphone paling populer pada saat ini.

10x
10x merupakan kemampuan zoom yang dimiliki oleh Galaxy S4 Zoom. Sekilas Anda akan melihat Galaxy S4 Zoom mirip dengan kamera digital karena memiliki lensa yang bisa bergerak maju-mundur.

3MP
Original Galaxy S4 memiliki sensor kamera utama 13MP, sedangkan Galaxy S4 Zoom memiliki sensor kamera 3MP lebih besar. Sebuah smartphone dengan sensor kamera 16MP saat ini masih sangat jarang ditemaui, tapi selain Galaxy S4 Zoom ada juga HTC Titan II.

208 gr
Gaaxy S4 hanya memiliki berat 130 gr, sedangkan Galaxy S4 Zoom memiliki berat 208 gr. Jadi berat yang ditambahkan untuk menghadirkan optic kamera pada Galaxy S4 Zoom hanya sekitar 78 gr.

300%
Galaxy S4 Zoom menggunakan layar 4,3 inci dengan resolusi 960 x 540p, sedangkan original Galaxy S4 menggunakan layar 4,99 inci dengan resolusi 1920 x 1080p full HD. Galaxy S4 Zoom dan original Galaxy S4 memiliki perbandingan piksel yang cukup tinggi, yaitu 300%.

F3.1 - F6.3
Perbedaan utama antara Galaxy S4 Zoom dan original Galaxy S4 adalah fitur kamera. Galaxy S4 Zoom didukung kamera yang lebih canggih dengan 24 smart mode untuk membantu mengambil gambar lebih baik, built-in Optical Image Stabilizer (OIS), dan Xenon flash. Dan bagi Anda yang megatahui rentang aperture, Galaxy S4 Zoom memiliki F3.1 - F6.3.

270mAh
270mAh merupakan perbedaan kapasitas baterai antara original Galaxy S4 dan Galaxy S4 Zoom. Original Galaxy S4 memiliki baterai dengan kapasitas lebih besar untuk mendukung layar full HD, sedangkan Zoom memiliki layar lebih kecil tapi juga memerlukan daya untuk mekanisme zoom kamera. Galaxy S4 Zoom memiliki baterai berkapasitas 2330 mAh, yang lebih dari cukup digunakan sebagai ponsel atau kamera sepanjang hari.

Jika Anda terkesan dengan Galaxy S4 Zoom, maka Anda bisa melihat sejumlah kemampuan kameranya melalui video di bawah ini.

Food: CreamCheese





Cream Cheese Light Yummy punya banyak keistimewaan membuat jadi lezat. Salah satu produk keju unggulan Yummy ini mampu membuat lidah terus bergoyang.

Yummy adalah sebuah merk yang dikenal mampu menghasilkan produk susu olahan berupa yogurt dan keju kualitas nomer satu. Tak hanya kelezatan yang ditawarkan tapi juga multi fungsi.

Setidaknya ada 17 jenis keju olahan Yummy yang bisa dinikmati dipasar saat ini. Salah satunya Cream Cheese Light Yummy. Keju ini berwarna putih, memiliki rasa asam segar dengan tekstur cream yang lembut.
Cream Cheese Light Yummy secara penggunaan cocok untuk aplikasi bahan makanan pembuka, hidangan utama dan dessert. Beberapa menu yang tepat menggunakan Cream Cheese Light Yummy diantaranya adalah sandwich, cheese cake dan salad. Buah-buahan segar pun bisa menjadi hidangan penutup yang istimewa jika dipadukan dengan kelezatan dan kesegaran Cream Cheese Light Yummy.

Kegunaan Cream Cheese Light Yummy ternyata tidak berhenti disitu saja. Cheese ini mampu menjadi celupan atau dip yang pastinya bikin sajian makanan tambah luar biasa lezatnya.

Jika anda takut bahwa makan keju akan langsung bikin gemuk, tidak usah khawatir. Pasalnya Cream Cheese Light Yummy kandungan kadar lemaknya hanya sekitar 12-14persen.

Cream Cheese Light Yummy sebagai salah satu produk unggulan Yummy selalu lebih fresh karena diproduksi di pabrik yang terletak di Jakarta. Semua bahan dasar susu diperoleh dari peternakan sendiri tanpa mengandalkan impor. Ditilik dari harganya, produk ini sangat terjangkau karena tidak kena biaya impor.

Nah, buat para konsumen yang ingin mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai resep dan produk-produk Yummy dapat membuka www.facebook.com/yummydairy dan www.yummydairy.com.

Android akan Rilis OS 5: Lime Pie



Meski sempat ada rumor akan dimunculkan pada ajang Google I/O bulan lalu, namun nyatanya Google tak menyebut soal Android 5.0 Key Lime Pie. Sebaliknya, major update berikutnya dari Android OS yang diyakini oleh banyak pihak adalah Android 4.3. Namun bukan berarti kabar kehadiran Key Lime Pie menghilang begitu saja.

Rumor terbaru kali ini menyebutkan bahwa kemungkinan update Android 5.0 Key Lime Pie akan dirilis pada bulan Oktober tahun ini. Selain itu, sumber juga mengklaim jika Android 5.0 akan dapat menjalankan smartphone Android dengan RAM hanya 512MB.

Jadwal rilis Key Lime Pie ini sejalan dengan time frame rilis Motorola X Phone dan Nexus 5, yang keduanya kemungkinan akan disertai dengan update pre-installed. Akankah rumor ini terbukti? Masih terlalu dini untuk menyimpulkan.

Rumor Desain Baru iOS 7



Desain baru iOS 7 memang tidak terprediksi sebelumnya. Rumor mengenai flat design telah santer terdengar sebelumnya tetapi tidak seorangpun bisa menebak bahwa hasil akhirnya akan seperti yang dipamerkan Apple di WWDC 2013 dua hari lalu. Bagi yang tidak suka dengan desain baru iOS 7, Anda pasti meragukan Apple-lah yang telah mendesainnya.

Tampaknya memang benar demikian. Laporan terbaru yang disampaikan The Next Web mengatakan tim desain internal Apple tidak bertanggung jawab seluruhnya atas perombakan iOS 7. Lalu siapa yang bertanggungjawab?

Dikatakan bahwa ketika Apple memutuskan Jonathan Ive untuk memimpin perombakan desain iOS 7, sang desainer senior asal Inggris tersebut memasukan tim marketing dan komunikasi Apple untuk turut urun rembuk mengenai desain baru iOS 7.

"Dari yang kami dengar, SVP of Design Jony Ive (yang sekarang juga menjabat pimpinan divisi Human Interaction) membawa hasil print dan meminta tim web marketing untuk melihat tampilan dan warna dari app icons di iOS 7. Mereka lalu menyerahkan hasilnya ke tim desain aplikasi yang bertugas mengerjakan bagian interiornya, menggunakan warna yang telah dipilih tadi."

Dari keterangan tersebut, tampaknya tim desain internal Apple (yang terdiri dari orang-orang bertalenta dan berpengalaman) bukanlah pihak yang bertanggungjawab penuh atas pemakaian warna dari stock app icons di iOS 7. Sebaliknya, tim marketing-lah yang memilih warna-warna pelangi itu.

Laporan tersebut juga menjelaskan proses lanjutan setelah warna-warna inti untuk masing-masing icon telah ditentukan. Dikatakan bahwa tim desain mengerjakan bagiannya masing-masing secara terpisah. Yang sangat disayangkan, tidak ada proses kolaborasi untuk saling mencocokkan satu sama lain. Penjelasan tersebut tampaknya bisa menjawab pertanyaan Anda kenapa tidak ada konsistensi warna antara satu icon dengan icon yang lain di dalam iOS 7.

Namun bukan berarti selamanya Anda akan melihat warna-warna pelangi tersebut di screen iDevice Anda. Itu karena ada kemungkinan Apple masih akan melakukan perbaikan iOS 7, terutama untuk desain visualnya.

"Pengerjaan desain dan pengembangannya masih berjalan dan apa yang diperlihatkan ke publik pekan ini merupakan 'pekerjaan yang masih berlangsung'"

Semoga kabar ini bisa sedikit melegakan, terutama bagi Anda yang kecewa terhadap tampilan baru iOS 7.

Kreatifitas Individu dan Team Proses Organisasi

Kreativitas dengan inovasi itu berbeda. Kreativitas merupakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru. Hubungan keduanya jelas. Inovasi merupakan aplikasi praktis dari kreativitas. Dengan kata lain, kreativitas bisa merupakan variabel bebas, sedangkan inovasi adalah variabel tak bebas. Dalam praktek bisnis sehari-hari, ada perencanaan yang meliputi strategi, taktik, dan eksekusi. Dalam pitching konsultansi atau agency, sering terdengar keluhan bahwa secara konseptual apa yang disodorkan agency bagus, tetapi strategi itu tak berdampak pada perusahaan karena mandek di tingkat eksekusi. Mengapa? Sebab, strategi bisa ditentukan oleh seseorang, tetapi eksekusinya harus melibatkan banyak orang, mulai dari atasan hingga bawahan. Di sinilah mulai ada gesekan antarkaryawan, beda persepsi hingga ke sikap penentangan.
Itu sebabnya, tak ada perusahaan yang mampu berinovasi secara konsisten tanpa dukungan karyawan yang bisa memenuhi tuntutan persaingan. Hasil pengamatan kami menunjukkan, perusahaan-perusahaan inovator sangat memperhatikan masalah pelatihan karyawan, pemberdayaan, dan juga sistem reward untuk meng-create daya pegas inovasi. Benih-benih inovasi akan tumbuh baik pada perusahaan-perusahaan yang selalu menstimulasi karyawan, dan mendorong ke arah ide-ide bagus. Melalui program pelatihan, sistem reward, dan komunikasi, perusahaan terus berusaha untuk mendemokratisasikan inovasi.

Cindy Tri S/2KA34/11111662

Tipologi Budaya Organisasi

Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat tipe budaya organisasi :

1. Akademi
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.
2. Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.

3. Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat
besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.

4. Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.

Cindy Tri S/2KA34/11111662

Pengertian dan Fungsi Budaya Organisasi

      Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.

Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli :

a. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.

b. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.

c. Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.

d. Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.

e. Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam
penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.

Sumber-sumber Budaya Organisasi:

Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pengaruh umum dari luar yang luas
Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.

2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.

3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

Fungsi Budaya Organisasi:
Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :

a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.

b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.

c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan
diri individual seseorang.

d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.

e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Ciri-ciri Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:

1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.

2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.

3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.

5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).

Cindy Tri S/2KA34/11111662

Implikasi Manajerial Pengembangan Organisasi

Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini. Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi manajemen.

Cindy Tri S/2KA34/11111662

Perencanaan Strategi Pengembangan Organisasi

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini:

Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.

Tahap 2 : merumuskan keadaan saat ini
Pemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.

Tahap 3 : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Segala kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.

Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan
Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.

Cindy Tri S/2KA34/11111662

Langkah-Langkah Perubahan Organisasi

Langkah langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi, Langkah tersebut terdiri dari :
1. Mengadakan Pengkajian : Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif. Dampak bersifat negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan dan kemajuan organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan itu dapat memperlancar kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru yang tidak tersedia sebelumnya.
2. Mengadakan Identifikasi : Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.
3. Menetapkan Perubahan : Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
4. Menentukan Strategi : Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.
5. Melakukan Evaluasi : Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.
6. Mengadakan perubahan struktur organisasi.
7. Mengubah sikap dan perilaku pegawai.
8. Mengubah tata aliran kerja.
9. Mengubah peralatan kerja.
10. Mengubah prosedur kerja.
11. Mengadakan perubahan dalam hubungan kerja antar-personal.

Cindy Tri S/2KA34/11111662

Perubahan dan Pengembangan Organisasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan organisasi.

Setiap organisasi selalu membutuhkan suatu perubahan, perubahan tersebut sebagai reaksi terhadap perubahan dalam lingkungan organisasi tersebut. Perubahan organisasi mengacu kepada hal yang berkaitan dengan aktivitas pelaksanaan tugas di dalam suatu organisasi, sehingga menuju kepada suatu keadaan di dalam perusahaan tersebut yang dianggap lebih baik oleh pihak manajemen seiring dengan berjalannya waktu. Restrukturisasi organisasi adalah salah satu dari bentuk perubahan organisasi.
Penyebab Perubahan:

- Internal : (Perubahan tujuan, Perubahan struktur organisasi, Perubahan cara operasional/aktivitas organisasi, dll)

1. Perubahan Internal yang Direncanakan (planned internal change)
Misal: sebuah perusahaan melakukan akuisisi perusahaan lain.
2. Perubahan Internal Tidak Direncanakan (Unplanned internal change)

Misal: perubahan karakteristik demografis (jenis kelamin, pendidikan, usia)
tenaga kerja pada suatu perusahaan.
- Eksternal : (Perubahan sistem ekonomi, Teknologi baru,dll )
1. Perubahan Eksternal yang Direncanakan (planned external change)
Misal: pengenalan teknologi baru
2. Perubahan Eksternal Tidak Direncanakan (Unplanned external change)
Misal: perubahan kebijakan moneter sbg respon perubahan politik&ekonomi
tiba-tiba

Tingkat Perubahan Organisasi:
1. Perubahan pada sikap individu dalam organisasi, meliputi : Aspek pengetahuan, Sikap/perilaku, Ketidakpuasan (aksi mogok)
2. Perubahan pada tingkat kelompok:
- Kelompok sebagai media/wahana perubahan
- Kelompok sebagai sasaran perubahan
- Kelompok sebagai agen perubahan
3. Perubahan tingkat organisasi:
Adanya promosi kenaikan jabatan seseorang dalam organisasi berimplikasi pada perubahan posisi jabatan di tingkatan bawahnya:
- Perubahan peran dalam aktivitas formal organisasi
- Perubahan pada tingkat organisasi berbeda dan cenderung rumit dibandingkan
dengan perubahan di tingkat individu dan kelompok.

Organisasi mengalami perubahan sebagai respon terhadap lingkungannya, Organisasi juga memerlukan perubahan komponen internalnya sebagai usaha untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungan. Organisasi alami proses kelahiran, pertumbuhan, kematangan dan akhirnya alami kematian, seperti halnya semua sistem biologis dan sistem social. Titik pusat perubahan Metode yang digunakan teknik yg digunakan pola interaksi dan definisi peran perubahan dalam struktur, proses, tujuan, kebijakan, sistem komunikasi organisasi pengelolaan pengembangan organisasi,survey umpsn balik.

Pengembangan Organisasi
Tujuan utama Pengembangan Organisasi adalah untuk perbaikan fungsi organisasi itu sendiri. Peningkatan produktivitas dan keefektifan organisasi membawa implikasi terhadap kapabilitas organisasi dalam membuat keputusan berkualitas dengan melakukan perubahan terhadap struktur, kultur, tugas, teknologi dan sumber daya manusia. Pendekatan utama terhadap hal ini adalah mengembangkan budaya organisasi yang dapat memaksimalkan keterlibatan orang dalam pembuatan keputusan yang efektif dalam organisasi.
Menurut Robbins (1984), usaha PO pada umumnya diarahkan pada dua tujuan akhir, yaitu peningkatan keefektifan organisasi dan peningkatan kepuasan anggotanya. Lebih lanjut, Robbins merinci tujuan PO sebagai berikut:
(1) Meningkatkan tingkat kepercayaan dan dukungan di antara anggota organisasi;
(2) Meningkatkan timbulnya konfrontasi terhadap masalah organisasi baik dalam
kelompok maupun antar-kelompok, sebagai kebalikan dari to sweeping problem
under the rug;
(3) Terciptanya lingkungan dimana otoritas peran yang ditetapkan ditingkatkan dengan
otoritas berdasarkan pengetahuan dan keterampilan;
(4) Meningkatkan keterbukaan komunikasi secara horisontal, vertikal dan diagonal;
(5) Menaikkan tingkat antusiasme dan kepuasan personal dalam organisasi;
(6) Menemukan solusi yang sinergis terhadap masalah; dan
(7) Menaikkan tingkat responsibilitas diri dan kelompok dalam perencanaan dan
implementasi.
Hampir semua pakar berpendapat bahwa pengembangan organisasi bertujuan melakukan perubahan (Thoha, 2002). Dengan demikian, jika diterima pendapat bahwa penyempurnaan dalam organisasi sebagai suatu sarana perubahan yang harus terjadi maka kemudian secara luas pengembangan organisasi dapat diartikan pula sebagai perubahan organisasi (organizational change) (Thoha, 2002: 8). Ditambahkan pula, PO merupakan suatu pendekatan dan teknik perubahan organisasi (Indrawijaya, 1983). Di dalamnya terkandung suatu proses dan teknologi untuk penyusunan rancangan, arah dan pelaksanaan perubahan organisasi secara berencana.

Ciri – ciri Pengembangan Organisasi.
Suatu strategi pendidikan yang kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan, sikap, nilai, dan struktur organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi dengan teknologi baru, pemasaran dan tantangan, dan tingkat yang memusingkan perubahan itu sendiri. Maka Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2. Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
3. Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
4. Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
6. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Bila selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara sederhana dapat diartikan sebagai : organisasi yang secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik lagi, memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.

Metode Perubahan dan Pengembangan Organisasi.

Ada berbagai teknik yang dirancang para ahli, dengan tujuan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta bekerja secara efektif, antar-individu maupun antar-kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik yang sering digunakan berikut ini.
1. Sensitivity training, merupakan teknik OD yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
2. Team Building, adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik team building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
3. Survey feedback. Dalam teknik sruvey feedback. Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
4. Transcational Analysis (TA). TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
5. Intergroup activities. Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
6. Proses Consultation. Dalam Process consultation, konsultan OD mengamati komunikasi , pola pengambilan keputusan , gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya , serta menganjurkan tindakan koreksi.
7. Grip OD. Pendekatan grip pada pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
8. Third-party peacemaking. Dalam menerapkan teknik ini, konsultan OD berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.

Cindy Tri S/2KA34/11111662

Rabu, 12 Juni 2013

Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi

Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desan dan struktur organisasi.


Cindy Tri S/2KA34/11111662
Sumber:[online],http://jansemcrossby.blogspot.com/2009/05/dimensi-dimensi-struktur-organisasi.html?zx=b6003bee218d014

Model-Model Desain Organisasi

Model desain organisasi dibedakan menjadi 2, yaitu :
Model Mekanistis
Menekankan pentingnya produksi dan efisiensi melalui :
• Penggunaan Ekstensif aturan dan prosedur
• Kewenangan terpusat
• Spesialisasai tenaga kerja yang tinggi

Model Organik
Menekankan pentingnya produksi dan efisiensi melalui :
• Penggunaan terbatas aturan dan prosedur
• Kewenangan terdesentralisasi
• Derajat spesialisasi yang relatif rendah

Cindy Tri S/2KA34/11111662

Departementalisasi

Pengertian Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa – numeral
9. Proyek atau matriks

Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.

Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).

Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.

Cindy Tri S/2KA34/11111662

Dimensi Struktur Organisasi

Kompleksitas
Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Diferensiasi horisontal mempertimbangkan tingkat pemisahan horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis. Peningkatan pada masalah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah organisasi.


Diferensiasi horisontal.
Diferensiasi horisontal merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang meeka laksanakan, dan tingkat pendidikan serta pelatihannya.·

Diferensiasi vertikal.Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman struktur. Diferensiasi meningkat, demikian pula kompleksitasnya karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi bertambah. Makin banyak tingkatan yang terdapat di antara top management dan tingkat yang paling rendah, maka makin besar pula potensi terjadinya distorsi dalam komunikasi, dan makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top management untuk mengawasi kegiatan bawahannya.

Diferensiasi spasial.
Diferensiasi spasial merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi dari kantor, pabrik, dan personalia sebagai sebuah organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi spasial dapat dilihat sebagai perluasan dari dimensi dan dan diferensiasi horizontal dan vertikal. Artinya, adalah mungkin untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah maupun jarak.

Formalisasi
Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu distandardisasikan. Jika formalisasi rendah, perilaku para pegawai relatif tidak terprogram. Karena kebijakan dari seseorang di dalam pekerjaannya berbanding terbalik dengan jumlah perilaku yang diprogramkan lebih dahulu oleh organisasi, maka makin besar standardisasi, makin sedikit pula jumlah masukan mengenai bagaiman suatu pekerjaan harus dilakukan oleh seorang pegawai. Standardisasi bukan hanya menghilangkan kemungkinan para pegawai untuk berperilaku secar lain, tetapi juag menghilangkan kebutuhan bagi para pegawai untuk mempertimbangkan aternatif.

SentralisasiSentralisasi adalah yang paling problematis dari ketiga komponen. Sentralisasi dinyatakan sebagai sejauh mana kekuasaan formal dapat membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dikonsentrasikan pada satu individu, sebuah unit, atau suatu tingkat (biasanya pada tingkat tinggi dalam organisasi), dengan demikian pegawai (biasanya berada di bagian bawah organisasi) hanya memperoleh masukan yang minim dalam pekerjaan mereka. Istilah sentralisasi merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya spesialisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan adanya desentralisasi. Tingkat kontrol yang dimiliki seseorang dalam seluruh proses pengambilan keputusan dapat digunakan sebagai sebuah ukuran mengenai sentralisasi. Kelima langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: mengumpulkan informasi untuk diteruskan kepada pengambil keputusan mengenai apa yang dapat dilakukan; memproses dan menginterpretasikan informasi tersebut untuk memberi saran kepada pembuat keputusan mengenai apa yang harus dilakukan; membuat pilihan mengenai apa yang hendak dilakukan; memberi wewenang kepada orang lain mengenai apa yang hendak dilakukan.

Cindy Tri S/2KA34/11111662

Selasa, 11 Juni 2013

Implikasi Manajerial dan Kepemimpinan dalam Organisasi

     Organisasi apapun yang berdiri, tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain mesti ada konsep kepemimpinan dalam organisasi.

    Pada tataran praktis-managerial, konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga dalam organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan efektif.

Cindy Tri Septiani/2KA34/11111662

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

         Para ahli yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan adalahTheodore J. Kowalski, Thomas J. Lasley II, James W. Mahoney (2008). Ketiga ahli ini memandang kepemimpinan dipengaruhi oleh tiga lingkaran variabel, yaitu variabel individu, organisasi, dan sosial. Seperti tampak pada gambar berikut:

Keputusan tentu diambil oleh individu. Akan tetapi keputusan itu tidaklah murni disebabkan oleh kehendak individu tersebut, tetapi ada pengaruh dari faktor organisasi kemudian faktor sosial yang melikupi individu tersebut. Kowalski dkk. (2008: 25-46) menguraikan faktor-faktor dalam tataran individu, organisasi, dan sosial.
Pada tataran individu, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pengetahuan dan keterampilan, karakteristik pribadi, nilai-nilai yang diyakini, penyimpangan, dan gaya dalam membuat keputusan. Variabel organisasi mencakup iklim dan budaya, politik organisasi, ancaman dan resiko, Ketidak-pastian, kerancuan, dan pertikaian. Sedangkan yang mencakup variabel sosial adalah kebutuhan resmi, meta –value, politik, dan ekonomi.
Dengan pola dikotomi, berdasarkan formula Hersey dan Blanchard serta penjelasan yang dikemukakan Kowalski dkk. di atas, penulis bisa membagi faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan menjadi dua faktor besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang muncul dari diri pemimpin, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terkait dengan karakteristik bawahan dan situasi. Termasuk didalamnya situasi organisasi dan sosial.
Faktor Internal, Sebagai seorang pribadi, pemimpin tentu memiliki karakter unik yang membedakannya dengan orang lain. Keunikan ini tentu akan berpengaruh pada pandangan dan cara ia memimpin. Ada karakter bawaan yang menjadi ciri pemimpin sebagai individu, ada kompetensi yang terbentuk melalui proses pematangan dan pendidikan.
Faktor Eksternal, Faktor eksternal jika dikaitkan dengan formula Hersey dan Blanchard, adalah faktor bawahan dan situasi. Faktor bawahan adalah faktor yang disebabkan oleh karakter bawahan, di dalamnya terkait dengan status sosial, pendidikan, pekerjaan, harapan, ideologi, agama dll. Faktor-faktor itu tentu akan menentukan bagaimana pemimpin mengatur dan mempengaruhinya. Jika bawahan itu adalah siswa, maka pemipimpin akan menjalan pola kepemimpinan sesuai dengan karakter siswa. Karakter siswa pun akan berbeda-beda, ada yang belum dewasa sehingga pemimpin mendekatinya dengan pendekatan pedagogi, ada pula siswa yang sudah dewasa sehingga memerlukan pendekatan andragogi. Faktor eksternal lain adalah faktor situasi. Situasi ini berkaitan dengan aspek waktu, tempat, tujuan, karakteristik organisasi dll. Bertalian dengan waktu, perkembangan ilmu dan pengetahuan mempengaruhi cara pandang dan budaya manusia. Perkembangan itu berdampak pula pada perubahan konsep kepemimpinan. Hasbi Umari (2006:1-4) memaparkan bahwa ada perkembangan dalam kepemimpinan dilihat dari konteks sosial umat Islam.

Cindy Tri Septiani/2KA34/11111662

Tipologi Kepemimpinan

             Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).
Tipe Otokratis, Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
Tipe Militeristis, Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Tipe Paternalistis, Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
Tipe Karismatik, Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
Tipe Demokratis, Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.

Cindy Tri Septiani/2KA34/11111662

Teori dan Arti Penting Kepemimpinan

       Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau dipacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini
Teori Genetis (Keturunan), Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin itu dilahirkan bakat bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.
Teori Sosial, Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
Teori Ekologis, Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.
Selain pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya gaya kepemimpinan tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s), yang dapat dinotasikan sebagai : k = f (p, b, s).

Cindy Tri Septiani/2Ka34/11111662

Senin, 27 Mei 2013

Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan

     menurut kamus besar Bahasa Indonesia , kata implikasi berarti akibat . kata impplikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen

Teori X dan Y

Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967) yang memiliki pandangan yang berbeda terhadap manusia yaitu pada dasarnya manusia bersifat negative (Teori X) dan bersifat positife (Teori Y) Mc. Gregor menyimpulkan bahwa pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan pada pengelompokan asumsi tertentu dan manajer tersebut cenderung membentuk perilakunya terhadap bawahan sesuai dengan asumsi tersebut . Dalam


Teori X terdapat empat asumsi , yaitu diantaranya :
1. bawahan tidk suka bekerja dan bilamana mungkin akan berusaha menghindarinya
2. karena bawahan tidak suka bekerja , mereka harus dipaksa , dikendalikan atau diancam dengan hukuman
3. bawahan akan mengelak tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya mengikuti perintah formal
4. kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk dipecat ) dan hanya menunjukan sedikit ambisi

sedangkan , dalam teori Y diasumsikan bahwa :
1. bawahan memandang bahwa pekerjaan sama alamiyahnya dengan istirahat dan bermain
2. seseorang yang memiliki komitmen paada tujuan akan melakukan pengarahan dan pengendalian diri
3. seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima , bahkan mencari tanggung jawab
4. kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik (pendelegasian wewenang dan tanggung jawab)
Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi


Teori ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-orang dengan tipe dan y sehingga mampu berkontribusi dalam suatu organisasi . Tipe X yang cenderung malas bekerja dan menyukai diperintah, mungkin akan membutuhkan saluran komunikasi yang formal , dimana pemimpin dapat menginstruksikan berbagai perintah secara formal . berbeda dengan tipe Y , antara pemimpin dengan bawahan akan lebih sering berkomunikasi secara informal atau partisipatif . hal ini dilakukan karena kedua belah pihak sudah saling memahami dan bawahan memiliki pengalaman yang sudah baik .
Motivasi yang diberikan kepada tipe x , mungkin akan cenderung dengan pemberian hukuman yang tegas sehingga berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan sangat dibutuhkan . sedangkan untuk tipe y , komunikasi akan sangat mempengaruhi karena motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi diri untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam organisasi .

Teori Kepemimpinan Situsional
Teori ini dikemukakan oleh Paul Hersey dan Keneth H. Blachard (1974 -1977) teori ini merupakan pengembangan dari penelitian kepemimpinan yang diselesaikan di ohio state University (stogdill dan Coons,1957) teori ini berasumsi bahwa pemimpin yang efektif tergantung pada kematangan bawahan dan kemampuan pemimpin untuk menyelesaikan orientasinya , baik orientasi tugas maupun hubungan kemanusiaan . taraf kematangan bawahan terentang dalam suatu kontinum dari immatery ke maturity . semakin dewasa bawahan , semakin matang individu atau kelempok untuk melakukan tugas atau hubungan .
dalam kepemimpinan situsional ini , Hersey dan Blanchard mengemukakan empat gaya sebagai berikut :

~ Telling (S1) yaitu perrilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan tugas rendah . gaya ini mempunyai ciri komunikasi satu arah dimana pemimpin yang berperan
~ Selling (S2) perilaku dengan tugas tinggi dan hubungan tinggi . kebanyakan pengarahan masih dilakukan oleh pemimpin tetapi sudah mencoba komunikasi dua arah dengan dukungan sosioemocional supaya bawahan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan .
~ Participating (S3) yaitu perilaku hubungan tinggi tugas rendah . pemimpin dan bawahan sama-sama memberikan kontribusi dalam mengambil keputusan melalu komunikasi dua arah dan yang dipimpin cukup mampu dan berpengalaman untuk melaksanakan tugas .
~ Delegating (S4) yaitu perilaku hubungan dan tugas rendah . gaya ini memberikan kesempatan kepada yang dipimpin untuk melaksanakan tugas mereka sendiri melalui pendelegasian dan supervise yang bersifat umum . yang dipimpin adalah orang yang sudah matang dalam melaksanakan tugas dan matang pula secara psikologis.

dalam kepemimpinan situsional yang dikembangkan menjadi 4 bagian , membutuhkan komunikasi karena pada dasarnya kepemimpinan mempengaruhi orang. dalam kepemimpina ini , Delegating dengan tugas dan perilaku rendah menadi aspek yang paling disukai karena apabila bawahan memiliki tingkat kesiapan yang tinggi maka ada kebebasan dan kepercayaan dari pemimpin untuk berpartisipasi .

Cindy Tri Septiani / 2KA34 / 11111662